
Setelah satu dekade lebih, siapa yang dapat menyangka kalau tahun ini kita dihadiahkan sebuah sekuel dari film horor yang menurut gue secara personal adalah salah satu yang teranjing. Meskipun sebetulnya jauh di lubuk hati terdalam, ‘Keramat’ seharusnya enggak memerlukan kelanjutan, cukuplah kisahnya berhenti ketika Migi, Poppy dan Sadha pada akhirnya (selamat) keluar dari dimensi gaib. Dengan format penceritaan serta pemilihan gaya visualnya yang mengadopsi apa yang dilakukan oleh predesesornya, ‘Keramat 2: Caruban Larang’ yang masih setia bersama subgenre horor found footage ini gue akuin memiliki sebakul potensi, apabila di-tritmen dengan benar setidaknya bakal mampu jadi tontonan yang tidak mengotori “kesakralan” film pertamanya. Sebagai fans, gue emang menginginkan ‘Caruban Larang’ jadi sebuah pertunjukkan horor yang tidak sekedar bisa dinikmati, tetapi juga bikin gue ngompol dan malemnya kagak nyenyak tidur sampai pagi.
(more…)