Midnight Mass (2021)

Dari horor rumah berhantu di ‘The Haunting of Hill House’ dan ‘Bly Manor’, kali ini lewat serial terbarunya, Mike Flanagan akan mengajak kita ke sebuah pulau terpencil bernama Crockett Island, atau penduduk setempat sering menyebut dengan istilah “Crockpot”. Pulau yang dihuni populasi setara dengan satu atau dua bis gandeng Transjakarta ini nantinya diceritakan kedatangan Pastur baru yang katanya menggantikan Monsignor Pruitt, Pastur lama yang sedang sakit. Awalnya semua kelihatan baik-baik saja, sampai suatu ketika muncul sebuah mukjizat yang tidak saja menggemparkan penduduk Crockpot, tapi juga memulai rentetan misteri serta keanehan di pulau tersebut.

(more…)

Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Dengan judul semenarik ‘Perempuan Tanah Jahanam’, wajar jika gue berharap isinya memang jahanam. ‘Perempuan Tanah Jahanam’ memang kejam tapi tak sampai memancing mulut lalu mengumpat sumpah serapah belepot kata kotor.

Awalnya menjanjikan, lihat saja opening-nya hingga kita sampai di desa yang cocok dijadikan untuk lokasi syuting ‘KKN di Desa Penari’, tapi entah kenapa penceritaan berujung tak berkesan, terlebih paruh akhir yang bikin ingin gorok leher.

Susah payah menyeret penonton untuk nyemplung ke kubangan misteri penuh tanda tanya sampe otak mendidih. Tapi dengan mudah ambil jalan pintas untuk memberi jawaban, malah terlalu banyak penjelasan dengan cara yang tak terbayangkan bisa ada di film Joko Anwar (yah, ternyata memang bisa ada).

Nasi sudah jadi bubur, bubur sudah jadi belatung dilalerin. Momen Tara Basro nyender di pohon itu mungkin termaklumi klo gue sedang nonton film Mantovani. Penyelesaian yang justru membenamkan potensi film ini untuk seutuhnya jadi jahanam.

Separuh menggiurkan berlumurkan misteri yang sengaja menyesatkan, bertaburkan teka-teki membingungkan, berkabut atmosfer cekam menyesakkan. Eh, separuh kemudian menggelikan, mengerutkan kulit dahi, melunturkan ketertarikan. Kejam tapi tidak jahanam, mungkin seperempat jahanam.

Asmara Abigail keren sekali btw.

Pet Semetary (2019)

IMG_20190407_123841_377

Kuburan Hewan Peliharan’ punya berjuta potensi untuk menjadi sebuah tontonan horor idaman, tapi berujung biasa-biasa saja, masih terasa menarik disana-sini, meski tak mengesankan, bahkan besok atau lusa gampang untuk dilupakan.

Yah, satu-satunya yang bakal diingat tentunya kehadiran si kucing bangsat dari neraka, si Church yang kelakuannya bikin gregetan pengen nyabutin abis bulunya sampe gundul. Meski porsi munculnya tak banyak, Church sukses melipur lara.

Penceritaan yang saling tumpang-tindih antara bangunan karakter, lengkap dengan pernak-pernik konflik masa lalu, kemudian berhimpitan untuk memberi ruang juga pada upaya film untuk membuat penonton simpatik sekaligus bergidik.

Hasilnya memang tak maksimal, khususnya pada treatment menakut-nakuti yang boleh dibilang bagian yang paling ditonjolkan, meski beberapa bagian efektif timbulkan rasa ngeri–berkat tone dan atmosfer yang tepat–efeknya seperti bau kentut, busuk sebentar lalu hilang.

Terlepas dari kekurangannya dalam memberi mimpi buruk yang menyenangkan, ‘Pet Semetary’ tetap memiliki bagian-bagian menarik, termasuk saat adegan “lift makanan” dan “parade anak-anak bertopeng binatang” muncul di layar.

Lords of Chaos (2019)

Film yang baik dan benar itu yah mestinya punya gambar-gambar yang mendidik penontonnya, dengan muatan penceritaan yang berisikan pesan-pesan bermoral.

Tapi ‘Lords of Chaos’ justru sebaliknya memenuhi durasinya (yang hampir dua jam klo tidak salah ingat) dengan pemujaan pada kejahatan, kebejatan dan kegelapan.

Film yang tidak bermoral dan jauh dari mengajarkan penonton sebuah nilai-nilai kebaikan. Di akhir kita tidak mendapatkan apa-apa selain pertanyaan: “film sampah apa ini?”

Sebagai sebuah tontonan, ‘Lords of Chaos’ enggak nyenengin, sama sekali kagak ngehibur, enggak menarik dan tak ada satupun yang bikin kita jadi peduli, cerita maupun karakternya.

Film berantakan tentang grup band sesat satanik yang nyiptakeun musik ngasal, berisik, berselera buruk dan najis enggak enak didenger. Sampah dan hanya buang waktu!