Untuk serial berjudul ‘Teluh Darah’, tiap episodnya tahu bagaimana menjadikan “persantetan” sebagai pertunjukan utama
Ketika film-film horor lokal yang sudah atau sedang rilis di bioskop tahun ini kualitasnya (kebanyakan) bisa dibilang memprihatinkan, hadirnya ‘Teluh Darah’ menjadi laksana oase yang lunturkan segala dahaga akan adanya tontonan horor yang dapat mengembalikan senyum di wajah gue yang dipenuhi dengan residu kekecewaan ini. Meski tak sempurna, ‘Teluh Darah’ setidaknya paham bagaimana membuat horor yang tidak saja menghibur rasa takut dan penasaran penonton, tetapi juga mengerti bahwa yang namanya cerita itu penting, apalagi dalam serial yang tiap episod membutuhkan penceritaan menarik supaya penontonnya tidak gampang kabur. ‘Teluh Darah’ adalah anomali, ibarat tukang donat kampung keliling yang sekarang udah langka di kota. Tentu saja kemunculan serial produksi Rapi Films ini gue sambut dengan riang gembira, karena (akhirnya) ada yang mau bikin serial yang bukan tentang drama perselingkuhan, melainkan nyeret kita untuk melihat betapa ngeri dan jahat persantetan.
(more…)